Rabu, 25 November 2015




        Gambar yang tampak di atas menunjukkan daerah pegunungan relatif lebih sulit dikelola sebagai lahan pertanian. Untuk menyiasati kondisi lahan yang miring di daerah pegunungan, para petani menerapkan sistem sengkedan. Melalui sistem ini, para petani menerapkan sistem sengkedan. Melalui sistem ini, para petani dapat mengoptimalkan daerah pegunungan sebagai lahan pertanian sekaligus mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia.
        Setiap komunitas dalam masyarakat memiliki kearifan lokal berbeda. Kekayaan budaya dalam bentuk kearifan lokal mampu bertahan di tengah pengaruh globalisasi.

Tujuan Pembelajaran
Seetelah mempelajari bab ini, Anda akan mampu:
1. menjelaskan upaya pemberdayaan komunitas lokal;
2. mengkaji perkembangan kearifan lokal di tengah pengaruh globalisasi;
3. menjelaskan strategi pemberdayaan komunitas berdasarkan kearifan lokal         dalam mengingkatkan kesejahteraan masyarakat;
4. melaksanakan proyek pemberdayaan sosial berbasis kearifan lokal; dan
5. mensyukuri keragaman kearifan lokal sebagai anugerah Tuahn Yang Maha         Esa.

A. Komunitas dan Kearifan Lokal

1. Komunitas

a. Pengertian Komunitas


Paguyuban sepeda ontel lama merupakan contoh komunitas
    Komunitas merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu community artinya sebagai masyarakat setempat yang memiliki cakupan wilayah sama.
     Menurut Soerjono Soekanto (2012: 133), komunitas merupakan sekelompok manusia yang menunjuk pada warga suatu daerah seperti desa, kota, suku, atau bangsa. Komunitas berdasarkan empat kriteria berikut.
1. Jumlah penduduk.
2. Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk.
3. Fungsi khusus komunitas terhadap masyarakat.
4. Organisasi masyarakat yang bersangkutan.


   Keempat kriteria di atas dapat digunakan untuk membedakan komunitas masyarakat baik di kota maupun desa. Komunitas masyarakat kota memiliki struktur organisasi lebih kompleks dibandingkan masyarakat desa. Oleh karena itu, komunitas masyarakat kota pada umumnya memiliki jangkauan lebih luas dibandingkan masyarakat desa.

b. Kekuatan Pengikat Komunitas

     Kekuatan pengikat suatu komunitas adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosial yang biasanya didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, dan sosial-ekonomi.

c. Jenis-Jenis Komunitas

    Komunitas dalam masyarakat beraneka ragam, misalnya komunitas adat,komunitas lokal,dan komunitas berdasarkan kesaman minat. Komunitas adat pada umumnya terbentuk dalam masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai adat tertentu. Contoh: Komunitas suku Badui, suku Sasak, dan suku Dayak. Komunitas lokal mencakup masyarkat yang bermukiman atau mencari nafkah di wilayah tertentu, Misalnya komunitas lokal di sekitar pabrik, kantor, desa, atau kota tertentu. Komunitas berdasarkan kesamaan minat misalnya komunitas pencita sepeda, dan  komunitas pencita hewan.

d. Unsur-unsur Komunitas

        Tempat tinggal anggota komunitas relatif berdekatan. Keadaan ini mendorong setiap anggota dapat menjalin hubungan erat sehingga membentuk solidaritas kuat. Contohnya : seperti semakin sering anda menggunakan telepon seluler, semakin besar ketergantungan anda terhadap fungsi telepon seluler tersebut. Menurut Soerjono Soekanto (2012:134), unsur-unsur perasaan komunitas sebagi berikut.
           1) Seperasaan 
               Unsur seperasaan timbul akibat seseorang berusaha mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kumunitas. Faktor kedekatan menyebabkan setiap anggota memiliki keinginan mewujudkan tujuan bersama dalam komunitas tersebut. Contoh: komunitas pencita sepak bola.
           2) Sepenanggungan 
                  Sikap sepenganggungan dalam komunitas menunjukkan bahwa setiap anggota kelompok menyadari peran masing-masing. Tujuan komunitas menjadi tanggung jawab semua anggota komunitas. Contoh: Komunitas pelajar Indonesia yang sedang belajar di luar negeri.
           3) Saling memerlukan 
                   Kedekatan wilayah menimbulkan rasa ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan baik fisik maupun nonfisik. Contoh: kegiatan membangun rumah dengan cara gotong royong.

2. Kearifan Lokal 
            
           Kearifan lokal merupakam gagasan-gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh warga masyarakatnya.

a. Kearifan Lokal Cerminan Budaya Bangsa

Gotong royong merupakan bentuk kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia
         Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan secara turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi, oleh karena itu, nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia dapat mencerminkan budaya bamgsa indonesia. Kearifan lokal pada dasarnya memuat tata kelakuan/etika dalam menjalani kehidupan yang selaras dengan alam. Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika, tetapi sampai pada norma, tindakan, dan tingkah laku masyarakat. Oleh karena itu, kearifan lokal dapat menjadi pedoman masyarakat dalam bersikap dan bertindak.

b. Ruang lingkup kearifan lokal
   
                Kearifan lokal bisa merupakan kearifan yang belum lama muncul dalam suatu komunitas sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan alam dan interaksinya dengan masyarakat serta budaya lain.
              1) Pengetahuan Lokal
                     setiap masyrakat memiliki pengetahuan lokal terkait lingkungan hidupnya. pengetahuan terkait dengan perubahan dan siklus iklim, jenis flora dan fauna, kondisi geogrfis, demografis, serta sosiografis. keadaan ini terjadi karena masyarakat mendiami suatu daerah cukup lama sehingga mereka dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
              2) Nilai Lokal
                       Menurut Sugih Biantoro (dalam puslitbangbud; 2011:218), kearifan lokal merupakan suatu upaya menemukan nilai-nilai bersama sebagai akibat hubungan dengan ligkungannya. Artinya, nilai lokal yang mereka sepakati dan dijalani masyarakat dalam menjalankan aktivitas. kearifan lokal dilandasi oleh nilai-nilai dan di sesuaikan dengan lingkungan demi kepentingan bersama.
              3) Keterampilan lokal 
                Kearifan lokal juga mengandung kemampuan suatu masyarakat dalam mengelola lingkungan rohani dan jasmaninya. Artinya, masyarakat memiliki aktivitas-aktivitas yang dilakukan demi menunjang kehidupannya. Akitivitas tersebut diselaraskan dengan keadaan dan kondisi lingkungan maupun sosial. Dalam aktivitas ini terkandung keterampilan lokal. Keterampilan lokal paling sederhana antara lain berburu, meramu, bercocok tanam, sampai membuat industri rumah tangga.
               4) Sumber daya alam lokal 
                  Sumber daya alam dalam masyarakat di bagi menjadi 2 yaitu, sumberdaya alam terbarukan dan sumber daya alam tidak terbarukan. sumber daya alam terbarukan meliputi hutan, kebun, perairan, dan lahan pertanian. Sumber daya alam yang tidak terbarukan antara lain gas alam, batubara, dan minyak bumi. Melalui kearifan lokal, masyarakat mengelola sumber daya alam lokal sesuai kebutuhan dan tidak mengeksploitasi secara berlebihan. 
               5) Mekanisme pengambilan keputusan
                            Setiap masyarakat mempunyai mekanisme pengambilan keputusan berbeda. Ada masyarakat yang melakukan pengambilan keputusan secara demokratis, ada juga masyarakat yang mengambil keputusan berdasarkan suara terbanyak, atau bahkan otoriter.
               6) Solidaritas kelompok
                               Ikatan komunal yang mempersatukan masyarakat terletak pada solidarits lokal. setiap anggota masyarakat saling memberi dan menerima sesuai bidang dan fungsinya. Contoh, dalam solidaritas mengelolah tanaman padi dan kegiatan pembersihan lingkungan secara gotong royong.
      
C. Kearifan lokal dan pengaruh gobalisasi


Perkampungan padat penduduk di wilayah perkotaan
     Menurut Rebertson, globalisasi merupakan proses yang menghasilkan dunia tunggal. Ketimpangan pembangunan desa ke kota akan berakibat buruk secara sosial dan ekonomi. Kota akan mengalami kepadatan penduduk karena karena terbukanya kesempatan kerja di berbagai bidang. Akibat kepadatan penduduk meningkat, muncul kawasan perkampungan kumuh di kota yang disebut slump area. Sebaliknya, desa kekurangan tenaga kerja karena banyak penduduk desa ke kota
 kearifan lokal dapat digunakan sebagai solusi dalam menghadapi berbagai permasalahan karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. Ciri-ciri kearifan lokal sebagai solusi dalam menghadapi globalisasi sebagai berikut : 
                              1) Mampu bertahan terhadap budaya luar 
                              2) Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
                              3) Mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur budaya luar dalam budaya asli.
                              4) Mempunyai kemampuan mengendalikan
                              5) Mampu memberi arah pada perkembangan budaya
Menurut Anthony Giddens dalam bukunya The Runaway World(2002), kehidupan modern ibarat sebuah kendaraan yang berjalan cepat, suatu saat dapat dikendalikan namun juga terancam lepas kendali. gay hidup modern yang berpijak pada hedonisme dan materialisme berpotensi menggeser budaya bangsa. Contoh, berkembang budaya korupsi yang berakar dari rasa tamak atau keuntungan duniawi.

B. Strategi Pemberdayaan Komunitas di Tengah Pengaruh Globalisasi 
       Globalisasi menimbulkan berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat. Salah satu dampak globalisasi berupa ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial terutama tamak dalam hubungan negara-negara dengan ekonomi kuat dan negara-negara dengan ekonomi lemah. Pada era globalisasi, banyak negara maju mendominasi kehidupan ekonomi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

1. Inisiator Pemberdayaan Komunitas
                     
       Perdagangan bebas dapat dimaknai sebagai proses kegiatan perdagangan antarbangsa atau antarnegara yang ditandai tidak adanya hambatan dari pemerintah. Akibatnya, muncul persaingan secara ketat baik antarindividu maupun perusahaan di negara berbeda. Di sisi lain, konsumen dapat memperoleh barang-barang berkualitas internasional secara mudah. pelaku usaha di Indonesia harus mengalami persaingan ketat.


a. Pemerintah 
Logo program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri
 


    Pemerintah memiliki peran penting dalam melakukan pemberdayaan masyarakat karena bertanggung jawab atas nasib, masa depan, dan kesejahteraan rakyat. pemerintah sebagai inisiator akan memberi stimulan kepada masyarakat melalui program yang dilaksanakan, salah satunya PNPM Mandiri.









b. Swasta

   Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) juga berperan besar sebagai inisiator pelaksanaan pemberdayaan komunitas. Artinya, lembaga ini tidak berasal dari bagian lembaga pemerintahan, tetapi bersifat independen. LSM sangan dibutuhkan untuk membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat.


c. Masyarakat

Pemberdayaan ibu-ibu PKK melalui pelatihan ekonomi kreatif

      Kegiatan sosial masyarakat dapat mempererat hubungan sosial masyarakat.pemberdayaan dari dalam masyarakat biasanya diprakasai oleh para pemangku kepentingan. seperti: kepala desa, lurah, RT, RW, tokoh masyarakat.

2. Prinsip Pemberdayaan Komunitas

         Pemberdayaan komunitas tidak semata-mata bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi tujuannya dapat berkembang sesuai bidang kegiatannya. Terdapat 4 prinsip pemberdayaan komunitas.

a. Kesetaraan

   Pemberdayaan komunitas hendaknya memperhatikan prinsip kesetaraan. Artinya, pihak pemberdaya dan komunitas yang akan diberdayakan memiliki kedudukan setara. Dalam hal ini pihak pemberdaya/pendamping diposisikan secara fleksibel. Selain memiliki tugas berbagi ilmu pengetahuan, mereka mendengarkan dan mengakomodasi pendapat masyarakat.

b. Partisipatif
 
    Dalam kegiatan pemberdayaan, masyarakat diberi kebebasan memiliki dan merumuskan kebutuhan dalam proses pemberdayaan. Mayarakat diajak melihat kemampuannya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Keswadayaan
       
        Pemberdayaan komunitas hendaknya memperhatikan aspek ke swadayaan. Artinya, ada proses menghargai kemampuan masyarakat dalam upaya pemberdayaan dengan mengedepankan kemampuan masyarakat.

d. Berkelanjutan

     Program yang dilaksanakan dalam komunitas ada baiknya dirancang secara berkelanjutan. Artinya, meskipun proses pemberdayaan selesai, program pemberdayaan dapat dilanjutkan dan dikelola masyarakat secara mandiri. Peran dari berbagai pihak seperti peran generasi muda diperlukan untuk menyukseskan upaya pemberdayaan.

3. Strategi Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas
         
         Strategi yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pemberdayaan komunitas sebagai berikut.
a. Mempertimbangkan Potensi Masyarakat

       Pemberdayaan komunitas hendaknya dimulai dengan mempertimbangkan potensi masyarakat. Artinya, fasilitator atau pihak pemberdaya komunitas hendaknya menghargai segala potensi yang dimiliki komunitas. Sebagai contoh, pihak pemberdaya menerima pandangan, pendapat, pengalaman, dan pengetahuan yang dapar dimanfaatkan untuk mendukung upaya pemberdayaan. Dalam mempertimbangkan potensi masyarakat. Kearifan lokal dapat digunakan sebagai batu loncatan upaya pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah menerima berbagai perubahan dalam proses pemberdayaan.

b. Memberikan Pendampingan secara Berkelompok

    Pelaksanaan pemberdayaan akan lebih efektif jika dilakukan dalam sebuah kelompok. Pemberdayaan dalam sebuah kelompok dinilai lebih efektif. Sebagai contoh, untuk melakukan pemberdayaan pemuda dalam suatu dusun perlu mendatangi pemuda satu per satu.

c. Memberikan Pelatihan Khusus

         Pihak pemberdaya perlu mengakomodasi usulan anggota masyarakat yang meminta dilakukan pelatihan tertentu di luar program pemberdayaan. Sebagai contoh, dalam pelatihan kekriyaan pemuda karang taruna, terdapat beberapa pemuda yang menginginkan diberi pelatihan pembuatan kerajinan tangan.

d. Mengangkat Kearifan Lokal

          Tidak semua norma dan kebiasaan yang menjadi kearifan lokal menghambat perubahan. Pihak pemberdaya perlu mengangkat kearifan-kearifan lokal dalam upaya pemberdayaan komunitas. Sebagai contoh, mengajarkan masyarakat membuat dan mengelola tambak ikan.


e. Memberikan Bantuan Sarana

Bantuan sarana berkebun seperti polybag dan tanaman dapat mempercepat proses pemberdayaan masyarakat
 Sarana merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan. Adapun wujud bantuan sarana dari pihak pemberdaya di antaranya modal stimulan untuk menggerakkan program yang telah disepakati, pengadaan peralatan yang digunkan selama program berlangsung, bantuan hukum seperti pembebasan lahan, atau bantuan perizininan seperti menggunakan bangunan dan fasilitas umum.

f. Melaksanakan Pemberdayaan secara Bertahap

     Adapun tahapan dalam pelaksanaan pemberdayaan sebagai berikut.


          1) Perencanaan

Tahap perencanaan dapat dilakukan dengan cara mengikutsertakan masyarakat dalam rapat perencanaan pembangunan
       
 Pada tahap perencanaan, pihak pemberdaya dapat menerapkan metode PRA atau Participatory Rural Appraisal. PRA pada dasarnya merupakan metode penelitian atau kajian untuk menggali potensi dan permasalahan dalam masyarakat, serta merumuskan alternatif pengembangan dan solusi permasalahan.

          2) Pelaksanaan

     Tahap pelaksanaan atau disebut tahap kapasitasi biasanya dilakukan dengan metode pendampingan serta diadakan kegiatan memfasilitasi program pemberdayaan.


         3) Evaluasi

       Bentuk peran komunitas dalam evaluasi program pembangunan antara lain memberikan masukan, saran, dan kritik bagi program pembangunan yang telah berlangsung. Proses evaluasi dapat dilakukan bersama masyarakat. Jika program pemberdayaan dirasa berhasil, tahap berikutnya adalah terminasi, yaitu pengakhiran seluruh kegiatan termasuk pendampingan, serta penyerahan tugas pendampingan kepada komunitas tersebut.

C. Ragam Pemberdayaan Komunitas Melalui Kearifan Lokal

Ada lima aspek yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan kearifan lokal sebagai upaya pemberdayaan komunitas. Kelima aspek tersebut adalah menghargai pengetahuan lokal; menghargai sumber daya lokal; menghargai sumber daya lokal; menghargai keteramplan lokal; dan menghargai proses.

1. Pemberdayaan Kampung Batik Taman Sari di Yogyakarta

        Salah satu daerah yang masih mengembangkan tradisi membatik berada di Yogyakarta, tepatnya di kampung Taman Sari.

Perajin batik Taman Sari Yogyakarta
Tradisi membatik di Taman Sari telah berusia tiga abad. Seiring perkembangan zaman dan masuknya arus globalisasi terjadi pergeseran proses pembuatan batik di kampung batik ini. Proses pembuatan batik yang dulu dilakukan manual mulai bergeser menggunakan alat dan media-media baru.
Saat ini kampung Taman Sari semakin dikenal wisatawan dalam dan luar negeri sebagai salah satu sentra baik di Yogyakarta. Selain itu, kondisi ini membuka peluang usaha bagi masyarakat setempat, misalnya menyelenggarakan pelatihan singkat (workshop) bagi wisatawan yang ingin belajarmembatik. Inilah wujud pemberdayaan komunitas di tengah pengaruh globalisasi.
2. Pemberdayaan Petani Bakumpai di Kabupaten Barito Kuala
         Salah satu hal menarik dalam tradisi bertani petani Bakumpai adalah pemilihan lokasi pertanian dan sistem penanaman pada lahan pasang surut yang disebut tana.

         Dilihat darisegi geografis, lahan pertanian petani Bakumpai termasuk kategori rawa pasang surut tipe A, yakni lahan yang selalu direndam air baik pada saat pasang besar maupun kecil. Oleh karena itu, pemerintah memberikan berbagaialat pertanian untuk memaksimalkan hasil pertanian petani Bakumpai. Selain itu, pemerintah setempat melalui Dinas Pertanian sering melakukan pelatihan bagi petani Bakumpai mengenai tata cara bertani di lahan pasang surut.

3. Pemberdayaan Suku Bajo

         Salah satu lokasi tempat tinggal Suku Bajo adalah di pesisir pantai Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Lingkungan tempat tinggal suku Bajo
 Demi menjaga lingkungan alam, masyarakat suku Bajo membentuk Kelompok Sadar Lingkungan (KSL). Upaya yang ditempuh adalah memberdayakan gugusan karang melalui larangan pembuangan sampah dan larangan penggunaan kendaraan lain selain larangan pembuangan sampah dan larangan penggunaan kendaraan lain selain perahu bermotor tempel.

4. Pemberdayaan Masyarakat Kampung Naga

 Kampung Naga merupakan sebuah kampung adat di Jawa Barat yang masih alami.

Bentuk rumah di Kampung Naga

       Lingkungan asri dan kekhasan cara hidup penduduk Kampung Naga diberdayakan dengan cara menegmbangkan pariwisata di Kampung Naga. Banyaknya wisatawan yang tertarik dengan kampung ini, mendorong pemerintah menetapkan Kampung Naga sebagai kampung adat dan objek wisata. Hal ini bertujuan mengenalkan keragaman budayadi Jawa Barat, diharapkan dapat menunjang perekonomian warga setempat dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung.

5. Pemberdayaan Masyarakat Adat Deponsero Utara

       Salah satu masyarakat adat setempa, yaitu masyarakat adat Deponsero Utara di Kabupaten Jayapura, Papua.

Masyarakat Deponsero Utara aktif menjaga kelestarian hutan menurut aturan adat
      Masyarakat adat Deponsero Utara telah memberlakukan sistem pemanfaatab lahan yang diatur menurut aturan adat. Contoh, kebiasaan menanam pohon serta larangan segala bentuk aktivitas penebangan di wilayah dekat sungai. Mereka juga memiliki tempat-tempat keramat yang dilindungi dan tertutup. Hal unik lainnya yang menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat Deponsero Utara adalah keberadaan buah "saweng" di tepi sungai yang diyakini menjadi penanda akan terjadi banjir bandang.

6. Pemberdayaan Masyarakat Badui

    Suku Badui merupakan salah satu suku yang tinggal di Provinsi Banten.

Kehidupan masyarakat suku Badui

    Suku Badui dibagi menjadi dua, yaitu Badui Dalam dan Badui Luar. Suku Badui Dalam cenderung menolak pengaruh dari luar. Suku Badui Luar cenderung lebih membuka diri terhadap pengaruh luar.
    Suku Badui terkenal sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan alam. Upaya menjaga kebersihan sungai oleh Suku Badui dilakukan dengan cara membagi area dalam pemanfaatan sungai. Upaya masyarakat Badui menjaga kelestarian lingkungan alam juga terlihat dari cara mereka membangun rumah. Mereka menggunakan batu sebagai penopang tiang-tiang utama rumah yang terbuat dari kayu. Tradisi yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari menjadi cara ampuh menjaga kelestarian lingkungan.

7. Pemberdayaan Masyarakat Rawa Lebak

       Rawa lebak adalah rawa yang bukan akumulasi air pasang, melainkan limpasan air permukaan,  baik di wilayah tersebut maupun wilayah sekitarnya karena topografinya yang lebih rendah.
Sebagian penduduk yang tinggal di sekitar rawa lebak umumnya hampir seluruh pekerjaan penduduk rawa lebak berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya lahan.
          Masyarakat rawa lebak tidak berupaya melawan alam, tapi berusaha menyesuaikan diri dengan alam di sekitarnya. Lahan rawa lebak yang ditanami padi pada musim hujan disebut sawah berat. Jenis padi yang ditanam adalah padi surung. Adapun lahan lebak yang ditanami padi pada musim kemarau disebut sawah timur. Jenis padi yang ditanam adalah padi rintak.
     Keberhasilan budi daya padi di lahan rawa lebak sangatbergantung msuim, khususnya pola hujan karena umumnya lahan rawa lebak sering mengalami banjir.
Area persawahan petani rawa lebak berada di pinggir sungai

8. Pemberdayaan Suku Laut

     Suku Laut merupakan salah satu suku yang mendiami perairan Riau, Bangka, dan Belitung.

Kehidupan masyarakat Suku Laut
        Sebagian besar mata pencaharian masyarakat suku Laut adalah nelayan. Suku Laut memiliki pola hidup cenderung nomaden yaitu berpindah-pindah. Mereka memiliki kebiasaan memancing. Suku Laut mengandalkan binatang untuk menentukan arah perahu saat mencari ikan.
      Departemen Sosial mengulurkan bantuan guna mengangkat harkat dan derajat suku Laut. Pemerintah memberikan bantuan membangun rumah, jalan lingkungan, serta rumah ibadah. Tetapi beberapa di antara mereka kerap kembali ke laut, Meskipun demikian, banyak pula warga suku Laut yang mulai nyaman hidup di darat.

9. Pemberdayaan Komunitas Pemuda

       Dalam masyarakat terdapat banyak komunitas pemuda yang dapat diberdayakan. Komunitas yang dimaksud antara lain komunitas berdasarkan kesamaan honi fotografi, olahraga, komunitas berbasis dan lingkungan, serta gerakan dalam bidang kewirausahaan. Beberapa komunitas ini mampu berkontribusi terhadap masyarakat. Beberapa komunitas tersebut sebagai berikut.

a) Komunitas 1001 Buku
         
           Komunitas 1001 Buku merupakan organisasi nirlaba kelompok pemuda relawan dan pengelola perpustakaan anak untuk menambah akses atas bahan bacaan bagi anak-anak Indonesia.

b) Komunitas Jendela

    Berada di Kota Yogyakarta dan Jakarta.Komunitas Jendela bergerak khusunya untuk meningkatkan minat baca abak-anak. Aktivitas komunitas ini antara lain mengajar membaca, menulis, dan berhitung, sambil tetap memperkenalkan buku kepada anak-anak.

c) Akademi Berbagi

     Akademi Berbagi merupakan gerakan sosial nirlaba yang bertujuan berbagi pengetahuan, wawasan, da pengalaman yang bisa diaplikasikan langsung sehingga bisa meningkatkan kompetensi di bidang yang telah dipilihnya.

d) Save Street Child

          Komunitas Save Street Child merupakan komunitas yang berupaya menjadi wadah penggerak peduli terhadap permasalahan anak jalanan. Komunitas ini berusaha memanusiakan anak jalanan, melalui penyelenggaraan even-even dan program pemberdayaan melalui pendidikan.
Diberdayakan oleh Blogger.